Dalamkesempatan ini, kita bisa meneladani perjuangan Rasulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah. Adanya banyak contoh teladan yang bisa diambil sebagai pelajaran bagi seluruh ummat islam. Kehidupan Nabi Muhammad SAW setelah diangkat sebagai Nabi dan diberikan wahyu bisa dibagi kepada dua periode, yaitu "
11 Meneladani perjuangan Rasulullah SAW di Madinah. Masih seputar perjuangan Rasulullah, pada materi ini kamu akan belajar mengenai keteladanan Rasulullah dalam menghidupkan dakwah di Madinah, perjuangan, substansi, strategi serta kaitannya dengan kesuksesan dakwah di Madinah. Setelah mengetahui materi apa saja yang akan kamu pelajari
ABSTRAKArofah, Muta. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Makkah Menggunakan Startegi Think Pair and Share dan Media Crossword Puzzle dan Powtoon Siswa Kelas X SMK Diponegoro Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
141 Menjelaskan misi Nabi Muhammad Saw. untuk menyempur-nakan akhlak, membangun manusia mulia dan bermanfaat. 14.2 Menjelaskan misi Nabi Muhammad Saw. sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahtera-an, dan kemajuan masyarakat. 14.3 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah
2 Ringkasan Perjalanan Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah. Nabi Muhammad SAW setelah diangkat menjadi Rasul kemudian berdakwah Agama Islam. Awalnya berdakwah secara rahasia dan hanya mengajak orang-orang terdekatnya saja. Laki-laki dewasa yang pertama kali memeluk Islam yaitu Abu Bakar bin Quhafah dan kemudian menyebarkan Agama Islam
MeneladaniPerjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Mekah; Meniti Hidup dengan Kemuliaan; Semester 2. Malaikat Selalu Bersamaku; Hikmah Ibadah Haji, Zakat, dan Wakaf dalam Kehidupan; Aku Selalu Dekat dengan Allah Swt. Nikmatnya Mencari Ilmu dan Indahnya Berbagi Pengetahuan; Menjauhi Pergaulan Bebas dan Zina; PKn. Semester 1
Bab5 Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Mekah ; Bab 6 Meniti Hidup dengan Kemuliaan ; Bab 7 Malaikat Selalu Bersamaku ; Bab 8 Hikmah Ibadah Haji, Zakat, dan Wakaf dalam Kehidupan ; Bab 9 Aku Selalu Dekat dengan Allah Swt. Bab 10 Nikmatnya Mencari Ilmu dan Indahnya Berbagi Pengetahuan
SoalDakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan Madinah dan Jawaban - Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah berlangsung selama 13 tahun di mana 3 tahun pertama Pada periode Makkah, dakwah Rasulullah SAW. berlangsung selaama. Tahun. a. 10. b. 11. c. 12. d. 13. e. 14. Jawaban : D. Materi yang disampaikan dalam dakwah Nabi Muhammad SAW. selama
iYC2. Contoh latihan soal tentang meneladani perjuangan Rasulullah Saw di Mekah beserta kunci jawaban. Pada kesempatan kali ini, kami akan membagikan latihan soal salah satu mata pelajaran yang ada di SMA/SMK yaitu PAI BP atau singkatan dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Adapun materi atau bab yang kami jadikan bahan yaitu tentang perjuangan Rasulullah ketika dakwah di Mekah. Sebenarnya artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya yaitu terkait latihan soal tentang perjuangan Rasulullah di Mekah. Namun, jika pda artikel sebelumnya jenis atau bentuk soalnya yaitu soal pilihan ganda multiple choice semua, maka untuk artikel ini sudah kami sediakan jenis soal essay. Bagi yang belum membuka artikel kami sebelumnya, silahkan buka Kumpulan Soal Pilgan Bab Perjuangan Rasulullah di Mekah dan Kunci JawabannyaSoal PAI Kelas 10 Bab Meneladani Perjuangan Rasulullah Saw di MekahDalam artikel ini, latihan soal kami bagi menjadi 2 bentuk soal, yaitu soal pilihan ganda/ pilgan dan soal essay/ uraian. Jadi, dapat digunakan untuk berbagai keperluan penilaian pengetahuan di sekolah, mulai dari hanya sekedar latihan soal, hingga bahan persiapan menghadapi UH/PH, UTS/PTS, hingga UAS. Jika selama pembaca mencoba menjawab pertanyaan yang tersedia di artikel ini dan menjumpai ada kunci jawaban/ pembahasan yang salah, maka kami berharap pembaca dapat mengingatkan kami melalui kolom komentar. Secepatnya artikel kami akan kami revisi. Tanpa panjang lebar lagi, berikut ini soal dan jawaban mapel PAI BP kelas 10/X. Soal Pilihan Ganda Materi Meneladani Perjuangan Rasulullah di Mekah1. Rasulullah saw melakukan hijrah dari tanah kelahirannya, yaitu kota Mekah menuju kota Madinah adalah .... a. Usulan yang dikemukakan oleh para pembesar Yatsrib b. Perintah dari Allah swt. kepada Rasullulah Saw c. Keinginan dari keluarga besar Nabi Muhammad Saw, yaitu Bani Hasyim d. Saran dari para sahabat Nabi Muhammad Saw e. Kemauan Rasulullah Saw. karena adanya siksaan kafir Quraisy 2. DI bawah ini yang merupakan salah satu tujuan hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah adalah.... a. Mengubah nasib. b. Menghindari fitnah. c. Menghindari penyiksaan terhadap umat Muslimin d. Mencari rezeki. e. Menyelamatkan diri Rasulullah sendiri. 3. Sebelum datangnya Islam, kondisi Madinah yaitu .... a. bagian dari negara Persia b. belum memiliki pemerintahan c. suku-suku bergabung membentuk pemerintahan. d. merupakan sebuah negara yang teratur e. bagian dari negara Makkah 4. Di bawah ini yang bukan merupakan hikmah dalam pelaksanaan hijrah Rasulullah Saw yaitu … a. Menjadi contoh perjuangan Rasulullah Saw. baik dalam waktu damai dan berperang. b. Selamatnya Rasullulah Saw. dari pembunuhan kaum kafir Quraisy c. Kemenangan umat Islam dengan berdirinya pemerintahan Islam d. Rasullulah Saw. dapat menegakkan aqidah dan syariat Islam dengan damai e. Penyebab terjadinya peristiwa Fathu makkah tahun keenam Hijiriyah 5. Lamanya dakwah Rasulullah Saw pada periode Madinah yaitu selama.... a. 8 tahun b. 20 tahun c. 10 tahun d. 13 tahun e. 23 tahun 6. Di bawah ini yang tidak dilakukan oleh Rasulullah Saw. untuk memperkuat dakwah di Madinah yaitu .... a. Mengirim utusan ke beberapa kerajaan untuk mengajak masuk agama Islam b. memperkuat persatuan kaum muslimin c. mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar d. menghapus rasisisme kesukuan dan permusuhan antar kabilah e. membuat strategi cara penghancuran berhala di Mekkah 7. Muhajirin secara bahasa artinya ..... a. yang berjihad b. yang berdagang c. yang beribadah d. yang berhijrah e. yang awal masuk Islam 8. Dalam sejarah Nabi dan Sahabatnya, peperangan pertama yang terjadi yaitu perang .... a. Perang Badar b. Perang Tabuk c. Perang Khandaq d. Perang Uhud e. Fathu Makkah 9. Di bawah ini yang bukan termasuk elemen masyarakat Madinah ketika Nabi berhijrah yaitu … a. Bani Nadhir b. Bani Quraidzah c. Suku Khazraj d. Suku Auz e. Bani Hasyim 10. Perang di bawah ini yang mempunyai ciri khas dibangunnya parit di sekeliling kota Madinah yaitu perang .... a. Perang Badar b. Perang Tabuk c. Perang Khandaq d. Perang Uhud e. Fathu Makkah 11. Di bawah ini yang merupakan peranan masjid dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan dalam membangun daulat Islam karena .... a. Tempat beribadah b. Tempat berkumpul untuk bermusyawarah dalam hal tertentu c. Tempat Nabi menerima tamu dari jauh d. Tempat belajarnya ilmu pengetahuan e. semua jawaban benar 12. Peperangan di bawah ini yang terjadi secara damai yaitu dalam peristiwa … a. Perang Badar b. Perang Tabuk c. Perang Khandaq d. Perang Uhud e. Fathu Makkah 13. Sekitar orang kaum muslim pada tahun ke-6 Hijriyah akan melakukan ibadah haji di kota Makkah, namun kafir Quraisy menghalang-halangi. Hal ini merupakan salah satu terjadinya perjanjian.... a. Piagam Madinah b. Aqabah I c. Hudaibiyyah d. Aqabah II e. Fathu Makkah 14. Di bawah ini yang bukan merupakan isi perjanjian Hudaibiyyah yaitu … a. Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya harus meninggalkan Mekkah, tetapi diperbolehkan lagi kembali ke Mekkah setahun setelah perjanjian itu. b. Diberlakukannya gencatan senjata antara Mekah dengan Madinah selama 10 tahun. c. Warga Madinah yang melarikan diri ke Mekah maka tidak boleh kembali ke Madinah. d. Warga Mekkah yang melarikan diri ke Madinah tanpa seizin walinya harus dikembalikan ke Mekkah e. Para suku di sekitar Mekah harus berpihak kepada kaum kafir Quraisy 15. Rasulullah Saw mengutus seorang sahabat untuk melakukan lobi sebelum terjadi perjanjian Hudaibiyah. Hal tersebut dilakukan supaya beliau dan umat Muslim diperbolehkan masuk ke kota Mekah. Sahabat tersebut bernama … a. Abu Bakar b. Umar bin Khattab c. Abu Udaibah d. Usman bin Affan e. Bilal bin Rabbah 16. Di bawah ini yang merupakan tujuan perang dalam Islam yaitu …. a. Menjadi superior di antara bangsa-bangsa lain b. Memperbanyak budak yang bisa dipekerjakan c. Menegakkan kebenaran dan menghapus kezaliman d. Meningkatkan kekuatan militer e. Mencari harta rampasan 17. Untuk menyelesaikan persoalan yang dialami oleh kaum muhajirin, baik dari permasalah psikologis/mental dan ekonomi serta kesejahteraan, Rasulullah menetapkan konsep mempersaudarakan antara Kaum Anshar dan Muhajirin. pada saat itu, Ali bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan.... a. Musab bin Umair b. Abdurrahman bin Auf c. Muaz bin Jabal d. Kharijah bin Zuhair e. Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib 18. Sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw, sebutan kota Madinah yaitu … a. Tabuk b. Yarmuk c. Yamamah d. Yasrib e. Tarim 19. Salah satu faktor utama terjadinya penaklukkan kota Mekkah atau kita kenal dengan sebutan fathu mekah yaitu … a. Mengirimkam pesan perang kepada kerajaan-kerajaan di sekitar Arab b. Ada beberapa orang Muslim yang ditawan di Mekkah c. Karena dilanggarkan perjanjian Hudaibiyyah d. Umat Muslim dilarang melakukan ibadah umrah e. Sebagai bentuk pembalasan atas kekalahan peperangan 20. Dalam Persaudaraan antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar, Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan.... a. Mu'az bin Jabal b. Rasulullah saw. c. Ibnu bin Malik d. Ibnu Zuhair Ja'far e. Zaid bin Haritsah 21. Setelah ditakhlukkannya kota Mekkah, yang terjaid yaitu … a. Pertumpahan darah antar suku Qurasy b. Penduduk diberikan kebebasan untuk tetap menjalankan keyakinan jahiliyyah c. Penduduk Mekkah berbondong-bondong masuk Islam d. Nabi Muhammad Saw. dan sahabatnya menetap dan menguasai Mekkah e. Beberapa kaum Muslim kembali pada keyakinan lama 22. Sahabat Rasulullah Saw yang memberikan ide supaya umat islam menggali parit untuk pertahanan dalam perang Khandaq yaitu .... a. Khalid bin Walid b. Ali bin Abi Thalib c. Abu Bakar As-shidiq d. Mu'az bin Jabal e. Salman al-farisi 23. Secara bahasa, hijrah artinya ... a. Berjuang sekuat tenaga b. Bergerak c. Berserah diri d. Berpindah e. Bersungguh-sungguh 24. Salah satu suku yang berada di Madinah, yaitu…. a. Aus b. suku Adi c. suku Quraisy d. Bani Umayah e. suku Bani Hasyim 25. Untuk menghindari lebih banyaknya korban penyiksaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy, maka Rasulullah SAW. memutuskan untuk hijrah ke…. a. Palestina b. kota Madinah c. Bukit Safa d. negeri Syam e. Muzdalifah 26. Pada tahun 621 M, berapakah penduduk yg datang ke Madinah menemui Rasulullah... a. 53 penduduk b. 23 penduduk c. 13 penduduk d. 33 penduduk e. 73 penduduk 27. Kaum muslimin Madinah yang menolong kaum Muhajirin disebut…. a. kaum Quraisy b. kaum Aus c. kaum Muhajirin d. kaum Khazraj e. kaum Anshar 28. ibawah ini yg bukan termasuk isi perjanjian dgn yahudi adalah.... a. Setiap orang diberi kebebasan bergabung dan mengadakan perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw b. Saling menasihati kebaikan c. Bebas memeluk agama masing-masing d. Jika ada perselisihan, urusan tersebut diserahkan kepada Allah & Rasulnya e. Saling tolong-menolong 29. Salah satu asas politik yang diterapkan oleh Rasulullah adalah Al Adatul insaniyah yang artinya…. a. perikemanusiaan b. persaudaraan islam c. demokrasi d. musyawarah e. persatuan Islam 30. Nama baru apa yang di berikan oleh nabi muhammad saw kepada kota yasrib….. a. Ansar b. Muhajirin c. Madinatul Muwwarah d. Saniyatil Wadai e. Quraisy 31. Pada tahun berapa Nabi Muhammad SAW melaksanakan Haji wa`da haji terakhir …. a. 628 M b. 623 M c. 630 M d. 631 M e. 629 M 32. Berikut hal yang di ajarkan nabi muhammad saw untuk membentuk masyarakat berlandaskan islam ketika berdakwah di madinah , kecuali… a. Menabuh Genta b. Azan c. Zakat d. Shalat e. Puasa 33. Perang badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam . Peperangan ini terjadi pada tahun ke .... Hijrah a. Tahun ke 1 Hijrah b. Tahun ke 2 Hijrah c. Tahun ke 3 Hijrah d. Tahun ke 4 Hijrah e. Tahun ke 5 Hijrah 34. Di bawah ini merupakan raja dari negeri lain yang dikirimi surat oleh Nabi Muhammad saw untuk berdakwah,kecuali... a. Raja Romawi b. Raja Gassan c. Raja Syam d. Raja Mesir e. Raja Persia 35. Dalam membangun Ukhuwah Islamiyah ketika di Madinah . Nabi Muhammad saw Mempersaudarakan Kaum Ansar dengan Kaum….. a. Kaum Ashab Al-sabt b. Kaum Kafir quraisy c. Kaum Madyan d. Kaum Tsamud e. Kaum Muhajirin 36. Perang yang terjadi karena kecemburuan Heraklius atas keberhasilan Nabi Muhammad saw menguasai seluruh jazirah arab adalah... a. Perang Tabuk b. Perang Hunain c. Perang Ahzab d. Perang Badar e. Perang Uhud 37. Jumlah pasukan yang dipimpin Nabi Muhammad saw saat perang hunain adalah... a. b. c. d. e. 38. Dibawah ini merupakan isi kesepakatan perjanjian Hudaibiyah,kecuali... a. kaum muslimin wajib mengembalikan orang orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah b. Kaum muslimin dan kaum yahudi wajib tolong menolong dalam melawan siapa saja yang memerangi mereka c. lama kunjungan dibatasi 3 hari d. Kaum muslimin tidak boleh mengunjungi ka'bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai tahun depan e. selama 10 tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekah 39. Berapa jumlah pasukan Nabi Muhammad saw yang gugur dalam perang uhud.... a. Sekitar 50 orang b. Sekitar 60 orang c. Sekitar 90 orang d. Sekitar 80 orang e. Sekitar 70 orang 40. Pertama kali dakwah Rasulullah SAW dilakukan dengan cara… a. Melakukan pidato b. Sembunyi-sembunyi c. Membujuk d. Terang-terangan e. Melalui perantara Soal Essay/ Uraian tentang Perjuangan Rasulullah Saw di Mekah1. Sebutkan inti dari isi perjanjian Aqobah I!2. Sebutkan 4 orang yang masuk kategori pertama kali masuk islam! 3. Sebutkan beberapa subtansi dakwah Rasulullah di Mekkah! 4. Berdasarkan perjuangan nabi Muhammadi dalam menyebarkan agama islam, kemukakan beberapa sikap tangguh yang dapat kita terapkan dalam kehidupan seharihari! 5. Berdasarkan perjuangan nabi Muhammadi dalam menyebarkan agama islam, kemukakan beberapa perilaku yang mencerminkan jiwa berkorban dalam kehidupan sehari-hari! Kunci Jawaban Soal PAI Kelas 10 Bab Meneladani Perjuangan Rasulullah di MekahJawaban Essay 1. Menyatakan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW, Menyatakan rela mengorbankan harta dan jiwa dan kesediaan untuk menyebarkan agama Islam, menyatakan tidak akan menyekutukan Allah SWT, tidak akan membunuh, dan tidak akan melakukan perbuatan curang dan dusta. 2. Siti Khadijah istri, Ali bin Abi Å¢halib adik sepupu, Zaid bin Harisah, dan Abu Bakar Siddik 3. Memperbaiki akhlak dan tauhid masyarakat Mekkah, Mengubah kebiasaan bertaklid masyarakat Mekkah, dan menyampaikan persamaan hak dan derajat 4. Menggunakan waktu untuk belajar dengan sungguhsungguh, melaksanakan segala peraturan di sekolah, Menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi laranganNya, dan tidak putus asa ketika mengalami kegagalan 5. Menyisihkan waktu yang kita miliki semaksimal mungkin untuk kegiatan yang positif, Mendahulukan kepentingan bersama atau sosial di atas kepentingan sendiri, Menyisihkan sebagian uang saku untuk membantu orang lain yang membutuhkan Jawaban Pilihan Ganda 1 B 11 E 21 C 31 D 2 C 12 E 22 E 32 A 3 B 13 C 23 D 33 B 4 B 14 E 24 A 34 C 5 C 15 D 25 B 35 E 6 E 16 C 26 C 36 A 7 D 17 E 27 E 37 D 8 A 18 D 28 A 38 B 9 E 19 C 29 A 39 E10 C 20 C 30 C 40 B Orang lain juga membuka
Muhammad Diangkat Menjadi RasulMenurut beberapa riwayat yang śaĥiĥ, Nabi Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadan saat usianya 40 tahun. Malaikat Jibril datang untuk membacakan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad yaitu al-Alaq. Nabi Muhammad diperintahkan membacanya, namun Rasulullah berkata bahwa ia tidak dapat membaca. Malaikat Jibril kemudian mengulangi permintaannya, tetapi jawabannya tetap sama. Kemudian, Jibril menyampaikan firman Allah Swt. yaitu al-Alaq/961-5 sebagai berikut.“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan menulis, membaca. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” al-Alaq/961-5 Itulah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. sebagai awal diangkatnya sebagai rasul. Kemudian, Nabi Muhammad saw. menerima ayat ayat al-Qur’ān secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat al-Qur’ān turun disertai oleh Asbabun Nuzûl sebab/kejadian yang mendasari turunnya ayat. Ayat ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama al-Musḥaf yang juga dinamakan al-Qur’ān. Ajaran Pokok Rasulullah di saw. diutus oleh Allah Swt. untuk membawa ajaran tauĥid. Masyarakat Arab yang saat ia dilahirkan bahkan jauh sebelum ia lahir, hidup dalam praktik kemusyrikan. Ia sampaikan kepada kaum Quraisy bahwa Allah Swt. Maha Pencipta. Segala sesuatu di alam ini, langit, bumi, matahari, bintang bintang, laut, gunung, manusia, hewan, tumbuhan, batu batuan, air, api, dan lain sebagainya itu merupakan ciptaan Allah Swt. Karena itu, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu, sedangkan manusia lemah tak berdaya. Ia Mahaagung Mulia, sedangkan manusia rendah dan hina. Selain Maha Pencipta dan Mahakuasa, Ia pelihara seluruh makhlukNya dan Ia sediakan seluruh kebutuhannya, termasuk manusia. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan bahwa Allah Swt. itu Maha Mengetahui. Allah Swt. mengajarkan manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang tidak diketahuinya dan cara memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut. Ajaran keimanan merupakan ajaran utama yang diembankan kepada Rasulullah saw. yang bersumber kepada wahyu wahyu Ilahi. Banyak sekali ayat al-Qur’ān yang memerintahkan beliau agar menyampaikan keimanan sebagai pokok ajaran Islam yang sempurna. Allah Swt. berfirman yang artinya “Katakanlah Muhammad, “Dialah Allah Swt., Yang Maha Esa. Allah Swt. tempat meminta segala sesuatu. Allah Swt. tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” al-Ikhlaś/1121-4 Ajaran tauĥid ini berbekas sangat dalam di hati Nabi dan para pengikutnya, sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat, mapan, dan tak tergoyahkan. Dengan keyakinan ini, para sahabat sangat percaya bahwa Allah Swt. tidak akan membiarkan mereka dalam kesulitan dan penderitaan. Dengan keyakinan ini pula, mereka percaya bahwa Allah Swt. akan memberikan kebahagiaan hidup kepada mereka. Dengan keyakinan ini pula, para sahabat terbebas dari pengaruh kekayaan dan kesenangan duniawi. Dengan keyakinan ini pula, para sahabat mampu bersabar dan bertahan serta tetap berpegang teguh pada agama ketika mereka mendapatkan tantangan dan siksaan yang amat keji dari pemuka-pemuka Quraisy. Dengan keyakinan seperti ini pulalah, Nabi Muhammad saw. dapat mengatakan dengan mantap kepada Abu Ţalib, “Paman, demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan aku tinggalkan. Biarlah nanti Allah Swt. yang akan membuktikan apakah saya memperoleh kemenangan berhasil atau binasa karenanya”. Ini pula yang menjadi rahasia mengapa Bilal bin Rabbah dapat bertahan atas siksaan yang ia terima dengan tetap mengucapkan “Allah Maha Esa” secara berulang-ulang2. Akhlak MuliaDalam hal akhlak, Nabi Muhammad saw. tampil sebagai teladan yang baik ideal. Sejak sebelum menjadi nabi, ia telah tampil sebagai sosok yang jujur sehingga diberi gelar oleh masyarakatnya sebagai al-Amin yang dapat dipercaya. Selain itu, Nabi Muhammad saw. merupakan sosok yang suka menolong dan meringankan beban orang lain. Ia juga membangun dan memelihara hubungan kekeluargaan serta persahabatan. Nabi Muhammad saw. tampil sebagai sosok yang sopan, lembut, menghormati setiap orang, dan memuliakan tamu. Selain itu, Nabi Muhammad saw. juga tampil sebagai sosok yang berani dalam membela kebenaran, teguh pendirian, dan tekun dalam beribadah. Nabi Muhammad saw. mengajak agar sikap dan perilaku yang tidak terpuji yang dilakukan masyarakat Arab seperti berjudi, meminum minuman keras khamr, berzina, membunuh, dan kebiasaan buruk lainnya untuk ditinggalkan. Selain karena pribadi Nabi Muhammad saw. dengan akhlaknya yang luhur, ajaran untuk memperbaiki akhlak juga bersumber dari Allah Swt. dalam Firman Nya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih dan bertakwallah kepada Allah Swt. agar kamu mendapat rahmat.” al-Ḥujurāt/4910 Keterangan di atas memberikan penjelasan kepada kita, bagaimana Rasulullah saw. memadukan teori dengan praktik. Ia mengajarkan akhlak mulia kepada masyarakatnya, sekaligus juga membuktikannya dengan perilakunya yang sangat luhur. Akhlak Rasulullah saw. adalah apa yang dimuat di dalam al-Qur’an itu sendiri. Ia tidak hanya mengajarkan, tetapi juga mencontohkan dengan akhlak terpuji. Hal ini diakui oleh seorang penulis Barat, Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia” dengan menempatkan Rasulullah saw. sebagai manusia tersukses mengubah perilaku manusia yang biadab menjadi manusia yang beradab. Strategi Dakwah Rasulullah di Mekah Dalam mendakwahkan ajaranajaran Islam yang sangat fundamental dan universal, Rasulullah saw. tidak sertamerta melakukannya dengan tergesa gesa. Ia mengerti benar bagaimana kondisi masyarakat Arab saat itu yang bergelimang dengan kemaksiatan dan praktik-praktik kemunkaran. Mengubah pola pikir dan kebiasaan kebiasaan atau adat-istiadat bangsa Arab khususnya kaum Quraisy bukanlah perkara mudah. Kebiasaan yang telah dilakukan secara turun temurun sejak ratusan tahun silam, ditambah lagi dengan pengaruh agama Nasrani dan Yahudi yang sudah dikenal lama bahkan sudah banyak penganutnya. Jabal Tsur, salah satu tempat Rasulullah melakukan strategi dakwah. Ada dua tahapan yang dilakukan Rasulullah saw. dalam menjalankan misi dakwah tersebut, yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi yang hanya terbatas di kalangan keluarga dan sahabat terdekat dan dakwah secara terang-terangan kepada khalayak Dakwah Secara Rahasia/Diam-DiamAgar tidak menimbulkan keresahan dan kekacauan di kalangan masyarakat Quraisy, Rasulullah saw. memulai dakwahnya secara sembunyi sembunyi al-Da’wah bi al-Sirr. Hal tersebut dilakukan mengingat kerasnya watak suku Quraisy dan keteguhan mereka berpegang pada keyakinan dan penyembahan berhala. Pada tahap ini, Rasulullah saw. memfokuskan dakwah Islam hanya kepada orang or ang terdekat, yaitu keluarga dan para sahabatnya. Rumah Rasulullah saw Dārul Arqam dijadikan sebagai pusat kegiatan dakwah. Di tempat itulah, ia menyampaikan risalah risalah tauḥiḍ dan ajaran Islam lainnya yang diwahyukan Allah Swt. kepadanya. Rasulullah saw. secara langsung menyampaikan dan memberikan penjelasan tentang ajaran Islam dan mengajak pengikutnya untuk meninggalkan agama nenek moyang mereka, yaitu dari menyembah berhala menuju penyembahan kepada Allah Swt. Karena sifat dan pribadinya yang sangat terpercaya dan terjaga dari hal hal tercela, tanpa ragu para pengikutnya, baik dari kalangan keluarga maupun para sahabat menyatakan ketauĥīdan dan keislaman mereka di hadapan Rasulullah saw. Orang orang pertama as-sābiqunal awwalūn yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw. dan menyatakan keislamannya adalah Siti Khadijah istri, Ali bin Abi Ţhalib adik sepupu, Zaid bin Ĥarișah pembantu yang diangkat menjadi anak, dan Abu Bakar Siddik sahabat. Selanjutnya secara perlahan tetapi pasti, pengikut Rasulullah saw. makin bertambah. Di antara mereka adalah Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Said bin Abi Waqas, Abdurrahman bin Auf, Ṭaha bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Fatimah bin Khattab dan suaminya Said bin Zaid al Adawi, Arqam bin Abil Arqam, dan beberapa orang lainnya yang berasal dari suku Quraisy. Bagaimana ajaran Islam dapat diterima dan dianut oleh mereka yang sebelumnya terbiasa dengan adat-istiadat masyarakat Arab yang begitu mengakar kuat? Bagaimana mereka meyakini agama baru yang dibawa oleh Rasulullah saw. sebagai agama yang paling benar dan sempurna kemudian menjadi pemeluknya? Bagaimana pula reaksi orang orang yang mengetahui bahwa mereka telah meninggalkan agama nenek moyang, yaitu menyembah berhala? Jawaban atas pertanyaan pertanyaan tersebut di antaranya adalah seperti berikut. 1 Pribadi Rasulullah saw. yang begitu luhur dan agung. Tidak pernah ia melakukan hal hal yang tercela dan hina. Ia adalah pribadi yang sangat jujur dan amanah al-Amin, sabar, bijaksana, dan lemah lembut dalam menyampaikan ajakan serta ajaran Islam. 2 Ajaran Islam yang rasional, logis, dan universal, menghargai hakhak asasi manusia, memberikan hak yang sama, keadilan, dan kepastian hidup setelah mati. 3 Menyempurnakan ajaranajaran sebelumnya, yaitu ajaranajaran yang dibawa oleh para rasul terdahulu berupa penyembahan terhadap Allah Swt., berbuat baik terhadap sesama, menjaga kerukunan, larangan perbuatan tercela seperti membunuh, berzina, dan lain sebagainya. 4 Kesadaran akan tradisi dan kebiasaan-kebiasaan lama yang begitu jauh dari nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan. Berdakwah secara diam-diam atau rahasia al-Da’wah bi al-Sirr ini dilaksanakan Rasulullah saw. selama lebih kurang tiga tahun. Setelah memperoleh pengikut dan dukungan dari keluarga dan para sahabat, selanjutnya Rasulullah saw. mengatur strategi dan rencana agar ajaran Islam dapat diajarkan dan disebarluaskan secara terbuka2. Dakwah Secara Terang-TeranganDakwah secara terang terangan al-Da’wah bi al-Jahr dimulai ketika Rasulullah saw. menyeru kepada orang-orang Mekah. Ia berdiri di atas sebuah bukit dan berteriak dengan suara lantang memanggil mereka. Beberapa keluarga Quraisy menyambut seruannya. Kemudian, ia berpaling kepada sekumpulan orang sambil berkata, “Wahai orang-orang! Akankah kalian percaya jika saya katakan bahwa musuh Anda sekalian telah bersiaga di sebelah bukit Śafa ini dan berniat menyerang nyawa dan harta kalian?” Mereka menjawab, “Kami tak mendengar Anda berbohong sepanjang hayat kami.” Ia lalu berkata, “Wahai bangsa Quraisy! Selamatkanlah dirimu dari neraka. Saya tak dapat menolong Anda di hadapan Allah Swt. Saya peringatkan Anda sekalian akan siksaan yang pedih!” Ia menambahkan, “Kedudukan saya seperti penjaga, yang mengamati musuh dari jauh dan segera berlari kepada kaumnya untuk menyelamatkan dan memperingatkan mereka tentang bahaya yang akan datang.” Seriring dengan itu, turun pula wahyu Allah Swt. agar Rasulullah saw. melakukannya secara terang terangan dan terbuka. Mengenai hal tersebut, Allah Swt. berfirman, yang artinya “Maka sampaikanlah Muhammad secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang yang musyrik.” al- Ḥijr/1594. Baca pula firman Allah dalam asy-Syua’ara/26214-216. Berdasarkan ayat ayat di atas, Rasulullah saw. yakin bahwa sudah saatnya ia dan para pengikutnya untuk menyebarluaskan ajaran Islam secara terbuka dan terang terangan. Dengan dukungan istri nya Siti Khadijah, paman yang setia membelanya, yaitu Abu Talib, serta para sahabat dan pengikutnya yang setia ditambah pula dengan keyakinan bahwa Allah Swt. senantiasa menyertai, dimulailah dakwah suci ini. Pertamatama dakwah dilakukan kepada sanak keluarga, kemudian kepada kaumnya, dan penduduk Kota Mekah yang saat itu penyembahannya kepada berhala begitu kuat. Kini dakwah dan pelajaran disampaiakan secara terbuka. Dari kalangan keluarga, ia mengajak paman pamannya termasuk Abu Lahab dan Abu Jahal yang terkenal sangat menentang dakwah Rasul. Mereka menolak mentahmentah ajakan Rasulullah saw. dengan mengatakan bahwa agama merekalah yang paling benar. Penolakan yang disertai ejekan, cemoohan, hinaan bahkan ancaman tersebut tidak lantas membuat Rasulullah saw. berputus asa dan berhenti melakukan dakwah. Namun, beliau makin tertantang untuk terus mengajak masyarakat memeluk agama tauĥīd. Melihat kenyataan tersebut, Abu Lahab, Abu Sufyan, dan kalangan bangsawan serta pemuka Quraisy lainnya meminta para penyairpenyair Quraisy untuk mengolok-olok dan mengejek Nabi Muhammad saw. Selain itu, mereka juga menuntut Muhammad untuk menampilkan mukjizatnya seperti apa yang telah ditampilkan oleh Musa as. dan Isa as. Seperti menjadikan bukit Śafa dan Marwah berubah menjadi bukit emas, menghidupkan orang yang sudah mati, menghalau bukit-bukit yang mengelilingi Mekah, memancarkan mata air yang lebih baik dari zam zam. Tidak sampai di situ, bahkan mereka mengolokolok Nabi dengan menyatakan mengapa Allah Swt. tidak menurunkan wahyu tentang harga barangbarang dagangan agar mereka dapat berspekulasi. Semua cemoohan, ejekan, dan ancaman yang ditujukan kepada Rasulullah saw. dan para pengikutnya makin melecut semangat Rasulullah saw. dengan terus bertambahnya jumlah pengikutnya. Pelan tetapi pasti, pengaruh Rasulullah saw. dan ajaran Islam semakin diterima oleh masyarakat Mekah yang telah muak dengan praktikpraktik kotor jahiliah. Kenyataan ini mendorong para pemuka Quraisy datang kembali kepada Abu °alib, paman yang selalu membela Rasul. Mereka membawa seorang pemuda yang gagah yang bernama Umarah bin al Walid bin al Mugirah untuk ditukarkan dengan Nabi Muhammad saw. yang ditolak oleh Abu Ţalib. Nabi Muhammad saw. terus saja berdakwah. Untuk yang ketiga kalinya, para pembesar Quraisy datang kepada Abu Ţalib. Mereka berkata, “Wahai Abu Ţalib, Anda orang yang terhormat dan terpandang di kalangan kami. Kami telah meminta Anda untuk menghentikan kemenakanmu, tetapi Anda tidak juga memenuhi tuntutan kami! Kami tidak akan tinggal diam menghadapi orang yang memaki nenek moyang kami, tidak menghormati harapan-harapan kami, dan mencaci maki berhala-berhala kami. Sebaiknya, Anda sendirilah yang menghentikan kemenakan Anda, atau jika tidak, kami akan lawan hingga salah satu pihak binasa”. Sejak saat itu, orang-orang Quraisy mencaci-maki dan menyiksa kaum muslimin tidak terkecuali Nabi sendiri. Peristiwa yang paling terkenal adalah penyiksaan Bilal seorang budak dari Abisinia. Ia dipaksa untuk melepaskan agama, dicambuk, dicampakkan di padang pasir, dan dadanya ditindih dengan batu yang lebih besar dari badannya. Dalam siksaan semacam itu, Bilal tetap teguh dengan keyakinannya; mulutnya terus mengucapkan Ahad, Ahad, ... Allah Maha Esa, Allah Maha Esa. Bilal terus menerus mengalami siksaan hingga ia dibeli oleh Abu Bakar Siddik. Sebagai orang kaya, Abu Bakar banyak sekali memerdekakan budak di antaranya adalah budak perempuan Umar bin Khatab. Meskipun Nabi Muhammad saw. telah mendapat perlindungan dari Banu Hasyim dan Banu Muţalib, ia masih juga mengalami penyiksaan. Ummu Jamil, istri Abu Lahab, melemparkan najis ke depan rumahnya. Demikian juga Abu Jahal yang melemparkan isi perut kambing kepada Nabi Muhammad saw. ketika ia sedang śalat. Intimidasi dan penyiksaan yang dialami oleh Nabi Muhammad saw. dan para pengikutnya berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Kian hari kian keji siksaan yang mereka terima. Namun demikian, Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya tetap tabah dan terus memelihara dan meningkatkan keyakinan dan keimanan mereka. Demikianlah, setiap hari jumlah pengikut Nabi Muhammad saw. terus bertambah. Kenyataan ini menyesakkan dada kaum Quraisy. Oleh karena itu, mereka mengutus Utbah bin Rabi’ah untuk bertemu dengan Nabi Muhammad saw. Dalam pertemuannya dengan Nabi Muhammad saw. ia mengatakan, “Wahai anakku, dari segi keturunan engkau mempunyai tempat bermartabat di kalangan kami. Kini engkau membawa perkara besar yang menyebabkan kaum Quraisy terpecah belah. Kini dengarkanlah, kami akan menawarkan beberapa hal. Kalau engkau menginginkan harta, kami siap mengumpulkan harta kami sehingga engkau menjadi yang terkaya di antara kami. Jika engkau menginginkan pangkat atau jabatan, kami akan angkat engkau menjadi pemimpin kami; kami tak akan memutus satu perkara tanpa persetujuanmu. Kalau kedudukan raja yang engkau cari, kami akan menobatkan engkau menjadi raja. Jika engkau mengidap penyakit syaraf yang tidak dapat engkau sembuhkan, maka akan kami usahakan penyembuhannya dengan biaya yang kami tanggung sendiri hingga engkau sembuh”. Mendengar tawaran itu, Nabi Muhammad saw. membacakan surat al-Sajdah kepada Utbah. Ia terdiam dan tertegun serta insaf bahwa ia berhadapan dengan seorang yang tidak gila harta, tidak berambisi pada kekuasaan, dan bukan pula orang yang gila. Utbah kembali kepada Quraisy dan menceritakan pengalamannya ketika bertemu dengan Nabi Muhammad saw. serta menyarankan agar mereka membiarkan Nabi Muhammad saw. berhubungan secara bebas dengan semua orang Arab. Usul Utbah tentu tidak dapat mereka terima, sebab mereka belum merasa puas jika belum mengalahkan Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, mereka meningkatkan penyiksaan baik kepada Nabi Muhammad saw. maupun kepada para pengikutnya. Dengan semangat kerasulannya serta keyakinan akan kebenaran ajaran Ilahi, gerakan dakwah Rasulullah saw. makin tersebar luas. Teman, sahabat, bahkan orang yang tidak dikenalnya, baik dari kalangan bangsawan terhormat maupun dari golongan hamba sahaya banyak yang mendengar dan memahami ajaran Islam, kemudian memeluk agama Islam dan beriman kepada Allah Swt. Rasulullah saw. makin tegas, lantang dan berani, tetapi tetap komitmen terhadap tugas, fungsi, dan wewenangnya sebagai rasul utusan Allah Swt. Reaksi Kafir Quraisy Sebagaimana yang telah disinggung pada bagian sebelumnya, kaum kafir Quraisy terus berupaya menggalang kekuatan agar Rasulullah saw. dan upayanya dalam penyebaran ajaran Islam dapat dihentikan. Berbagai upaya mereka lakukan, mulai mengajak berdialog dengan mengimingimingi berbagai bantuan hingga kekerasan yang dilakukan terhadap Rasulullah saw. dan para sahabat serta pengikut ajarannya. Puncak dari kejengkelan mereka dengan cara memboikot Rasulullah saw. dan para sahabatnya serta pengikutnya dari boikot ekonomi dan politik. Apa yang menyebabkan mereka begitu keras menolak dan geram terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah saw.? Apa yang salah dengan ajaran tentang kebenaran dan kasih sayang yang merupakan idaman semua manusia beradab? Sebetulnya mereka mengetahui dan memahami betul bahwa ajaran Ilahi yang dibawa Rasulullah saw. adalah ajaran yang lurus, benar, dan haq. Ada beberapa alasan kaum kafir menolak dan menentang ajaran yang dibawa Rasulullah saw, di antaranya adalah sebagai dan KeangkuhanBangsa Arab jahiliah dikenal sebagai bangsa yang sangat angkuh dan 76 sombong. Mereka menganggap bahwa semua yang telah mereka lakukan adalah sesuatu yang benar. Mereka menganggap bahwa tidak salah dengan apa yang mereka lakukan. Kesombongan mereka tercermin dari sya’ir-sya’ir yang mereka buat, terutama kesombongan kaum Quraisy yang merasa suku mereka yang paling terhormat dan paling berpengaruh. Mereka memandang bahwa mereka lebih mulia dan tinggi derajatnya dari golongan bangsa Arab lainnya. Mereka tidak menerima ajaran persamaan hak dan derajat yang dibawa Islam. Oleh karenanya, mengakui dan menerima ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. akan menurunkan dan menjatuhkan derajat dan martabat serta mengancam kedudukan Fanatisme Buta terhadap LeluhurKebiasaan yang telah mengakar kuat dan turuntemurun dalam melaksanakan penyembahan berhala dan kemusyrikan lainnya, menyebab kan mereka sangat sulit menerima ajaran tauĥi d dan menyembah Allah Swt. yang Ahad. Kebiasaan tersebut sudah mengkristal dan berakar, mereka sangat sulit diberikan pemahaman bertauĥīd. Tuhan bagi mereka diwujudkan dalam bentuk berhala-berhala yang mereka buat sendiri sejak ratusan tahun lalu. Fanatisme terhadap ajaran leluhur jelas jelas telah menenggelamkan mereka ke dalam kesesatan yang nyata. Fakta tersebut ditegaskan oleh Allah Swt. dalam firmannya “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah Swt. dan mengikuti Rasul.” Mereka menjawab, “Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya.” Apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?” al-Mā’idah/51043. Eksistensi dan Persaingan KekuasaanPenolakan mereka terhadap ajaran Rasulullah saw. secara politis dapat melemahkan eksistensi dan pengaruh kekuasaan mereka. Jika mereka menerima Rasulullah saw. dengan ajaran yang dibawanya, tentu saja akan berakibat pada lemahnya pengaruh dan kekuasaan mereka. Kekuasaan dan pengaruh yang selama ini mereka dapatkan dengan menghalalkan berbagai cara, tentu sangat bertolak belakang dengan ajaran Rasulullah saw. Itulah sebabnya, mereka “mati-matian” mempertahankan eksistensi dan keberadaan mereka untuk menolak Rasulullah saw. Contoh Penyiksaan Kafir Quraisy Berikut adalah contoh-contoh penyiksaan kafir Quraisy terhadap Rasulullah saw. dan para pengikutnya. 1. Suatu hari, Abu Jahal melihat Rasulullah saw. di Śafa, ia mencerca dan menghina tetapi tidak ditanggapi oleh Rasulullah saw. dan ia beranjak pulang. Kemudian, Abu Jahal pun bergabung dengan kelompoknya kaum Quraisy di samping Ka’bah. Mendengar kejadian tersebut, Hamzah, paman Rasulullah saw., marah seraya bangkit mencari Abu Jahal. Ia kemudian menemukan Abu Jahal yang sedang duduk di samping Ka’bah dengan kelompoknya kaum Quraisy. Tanpa banyak bicara, ia langsung mengangkat busur dan memukulkannya ke kepala Abu Jahal hingga tengkoraknya terluka. “Engkau mencerca dia Rasulullah saw., padahal aku sudah memeluk agamanya. Aku menempuh jalan yang ia tempuh. Jika mampu, ayo, lawan aku!” tantang Suatu hari, Uqbah bin Abi Mu’iţ melihat Rasulullah saw. berţawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Rasulullah saw. dengan sorbannya dan menyeret ke luar masjid. Beberapa orang datang menolong Rasulullah saw. karena takut kepada Bani Hasyim. lain dilakukan oleh pamannya sendiri, yaitu Abu Lahab dan istrinya Ummu Jamil yang tiada tara kejinya. Rasulullah saw. bertetangga dengan mereka. Mereka tak pernah berhenti melemparkan barang-barang kotor kepadanya. Suatu hari mereka melemparkan kotoran domba ke kepala Nabi. Sekali lagi Hamzah membalasnya dengan menimpakan barang yang sama ke kepala Abu memboikot kaum muslimin Kaum Quraisy memutuskan segala bentuk hubungan perkawinan dan perdagangan dengan Bani Hasyim. Persetujuan pemboikotan ini dibuat dalam bentuk piagam, ditandatangani bersama dan digantungkan di Ka’bah. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-7 kenabian dan berlangsung selama tiga tahun. Pemboikotan ini mengakibatkan kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan bagi kaum muslimin. Untuk meringankan penderitaan kaum muslimin, mereka pindah ke suatu lembah di luar Kota Mekah Perjanjian Aqabah Kerasnya penolakan dan perlawanan Quraisy, mendorong Nabi Muhammad saw. melancarkan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab di luar suku Quraisy. Dalam melakukan dakwah ini, Nabi Muhammad saw. tidak saja menemui mereka di Ka’bah pada saat musim haji, ia juga mendatangi perkampungan dan tempat tinggal para kepala suku. Tanpa diketahui oleh seorang pun, Nabi Muhammad saw. pergi ke Ţaif. Di sana ia menemui Ţaqif dengan harapan agar ia dan masyarakatnya mau menerimanya dan memeluk Islam. Ţaqif dan masyarakatnya menolak Nabi dengan kejam. Meski demikian, Nabi berlapang dada dan meminta Ţaqif untuk tidak menceritakan kedatangannya ke Ţaif agar ia tidak mendapat malu dari orang Quraisy. Permintaan itu tidak dihiraukan oleh Ţaqif, bahkan ia menghasut masyarakatnya untuk mengejek, menyoraki, mengusir, dan melempari Nabi. Selain itu, Nabi mendatangi Bani Kindah, Bani Kalb, Bani Hanifah, dan Bani Amir bin Sasa’ah ke rumah rumah mereka. Tak seorang pun dari mereka yang mau menyambut dan mendengar dakwah Nabi. Bahkan, Bani Hanifah menolak dengan cara yang sangat buruk. Amir menunjukkan ambisinya, ia mau menerima ajakan Nabi dengan syarat jika Nabi memperoleh kemenangan, kekuasaan harus berada di tangannya. Pengalaman tersebut mendorong Nabi Muhammad saw. berkesimpulan bahwa tidak mungkin lagi mendapat dukungan dari Quraisy dan kabilahkabilah Arab lainnya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. mengalihkan dakwahnya kepada kabilah-kabilah lain yang ada di sekitar Mekah yang datang berziarah setiap tahun ke Mekah. Jika musim ziarah tiba, Nabi Muhammad saw. pun mendatangi kabilah-kabilah itu dan mengajak mereka untuk memeluk Islam. Tak berapa lama kemudian, tanda tanda kemenangan datang dari Yașrib Madinah. Nabi Muhammad saw. sesungguhnya mempunyai hubungan emosional dengan Ya¡rib. Di sanalah ayahnya dimakamkan, di sana pula terdapat famili familinya dari Bani Najjar yang merupakan keluarga kakeknya, Abdul Mutalib dari pihak ibu. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila di tempat ini kelak Nabi Muhammad saw. mendapat kemenangan dan Islam berkembang dengan amat pesat. Ya¡rib merupakan kota yang dihuni oleh orang Yahudi dan Arab dari suku Aus dan Khazraj. Kedua suku ini selalu berperang merebut kekuasaan. Hubungan Aus dan Khazraj dengan Yahudi membuat mereka memiliki pengetahuan tentang agama samawi. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan kedua suku Arab tersebut lebih mudah menerima kehadiran Nabi Muhammad saw. Ketika Yahudi mengalami kekalahan, suku Aus dan Khazraj menjadi penguasa di Yașrib. Yahudi tidak tinggal diam, mereka berusaha mengadu domba Aus dan Khazraj yang akhirnya menimbulkan perang saudara yang dimenangkan oleh Aus. Sejak saat itu, orangorang Yahudi yang sebelumnya terusir dapat kembali tinggal di Ya¡rib. Aus dan Khazraj menyadari derita dan kerugian yang mereka alami akibat permusuhan mereka. Oleh karena itu, mereka sepakat mengangkat Abdullah bin Muhammad dari suku Khazraj sebagai pemimpin. Namun, hal itu tidak terlaksana. Hal ini disebabkan beberapa orang Khazraj pergi ke Mekah pada musim ziarah haji. Kedatangan orang orang Khazraj ke Mekah diketahui oleh Nabi Muhammad saw., dan ia pun segera menemui mereka. Setelah Nabi berbicara dan mengajak mereka untuk memeluk agama Islam, mereka pun saling berpandangan dan salah seorang dari mereka berkata,“Sungguh inilah Nabi yang pernah dijanjikan oleh orang orang Yahudi kepada kita, dan jangan sampai mereka Yahudi mendahului kita.” Setelah itu, mereka kembali ke Yașrib dan menyampaikan berita kenabian Muhammad saw. Mereka menyatakan kepada masyarakatnya bahwa mereka telah menganut Islam. Berita dan pernyataan yang mereka sampaikan mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Pada musim ziarah tahun berikutnya, datanglah 12 orang penduduk Yașrib menemui Nabi Muhammad saw. di Aqabah. Di tempat ini mereka berikrar kepada Nabi yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Aqabah I. Pada Perjanjian Aqabah I ini, orang orang Yașrib berjanji kepada Nabi untuk tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat dan memfitnah, baik di depan atau di belakang, jangan menolak berbuat kebaikan. Siapa mematuhi semua itu akan mendapat pahala surga dan kalau ada yang melanggar, persoalannya kembali kepada Allah Swt. Selanjutnya, Nabi menugaskan Mus’ab bin Umair untuk membacakan alQur’ān, mengajarkan Islam serta seluk beluk agama Islam kepada penduduk Yașrib. Sejak itu, Mus’ab tinggal di Yașrib. Jika musim ziarah tiba, ia berangkat ke Mekah dan menemui Nabi Muhammad saw. Dalam pertemuan itu, Mus’ab menceritakan perkembangan masyarakat muslim Yașrib yang tangguh dan kuat. Berita ini sungguh menggembirakan Nabi dan menimbulkan keinginan dalam hati Nabi untuk hijrah ke sana. Pada tahun 622 M, peziarah Ya¡rib yang datang ke Mekah berjumlah 75 orang, dua orang di antaranya perempuan. Kesempatan ini digunakan Nabi melakukan pertemuan rahasia dengan para pemimpin mereka. Pertemuan Nabi dengan para pemimpin Yașrib yang berziarah ke Mekah disepakati di Aqabah pada tengah malam pada hari hari Tasyriq tidak sama dengan hari Tasyriq yang sekarang. Malam itu, Nabi Muhammad saw. ditemani oleh pamannya, Abbas bin Abdul Muṭṭalib yang masih memeluk agama nenek moyangnya menemui orang orang Yașrib. Pertemuan malam itu kemudian dikenal dalam sejarah sebagai Perjanjian Aqabah II. Pada malam itu, mereka berikrar kepada Nabi sebagai berikut, “Kami berikrar, bahwa kami sudah mendengar dan setia di waktu suka dan duka, di waktu bahagia dan sengsara kami hanya akan berkata yang benar di mana saja kami berada, dan di jalan Allah Swt. ini kami tidak gentar terhadap ejekan dan celaan siapapun.” Setelah masyarakat Yașrib menyatakan ikrar mereka, Nabi berkata kepada mereka, “Pilihkan buat saya dua belas orang pemimpin dari kalangan kalian yang menjadi penanggung jawab masyarakatnya”. Mereka memilih sembilan orang dari Khazraj dan tiga orang dari Aus. Kepada dua belas orang itu, Nabi mengatakan, “Kalian adalah penanggung jawab masyarakat kalian seperti pertangungjawaban pengikut pengikut Isa bin Maryam. Terhadap masyarakat saya, sayalah yang bertanggung jawab. ”Setelah ikrar selesai, tiba-tiba terdengar teriakan yang ditujukan kepada kaum Quraisy, “Muhammad dan orangorang murtad itu sudah berkumpul akan memerangi kamu!”. Semua kaget dan terdiam. Tiba-tiba Abbas bin Ubadah, salah seorang peserta ikrar, berkata kepada Nabi, “Demi Allah Swt. yang mengutus Anda berdasarkan kebenaran, jika Nabi mengizinkan, besok penduduk Mina akan kami habisi’ dengan pedang kami.” Lalu, Nabi Muhammad saw. menjawab, “Kita tidak diperintahkan untuk itu, kembalilah ke kemah kalian!” Keesokan harinya, mereka bangun pagi pagi sekali dan segera bergegas pulang ke Yașrib. Peristiwa Hijrah Kaum Muslimin 1. Hijrah ke Abisinia Habsyi Untuk menghindari bahaya penyiksaan, Nabi Muhammad saw. menyarankan para pengikutnya untuk hijrah ke Abisinia Habsyi. Para sahabat pergi ke Abisinia dengan dua kali hijrah. Hijrah pertama sebanyak 15 orang; sebelas orang laki laki dan empat orang perempuan. Mereka berangkat secara sembunyisembunyi dan sesampainya di sana, mereka mendapatkan perlindungan yang baik dari Najasyi sebutan untuk Raja Abisinia. Ketika mendengar keadaan Mekah telah aman, mereka pun kembali lagi. Namun, mereka kembali mendapatkan siksaan melebihi dari sebelumnya. Karena itu, mereka kembali hijrah untuk yang kedua kalinya ke Abisinia tahun kelima dari kenabian atau tahun 615 M. Kali ini mereka berangkat sebanyak 80 orang laki-laki, dipimpin oleh Ja’far bin Abi Ţalib. Mereka tinggal di sana hingga sesudah Nabi hijrah ke Yașrib Madinah. Peristiwa hijrah ke Abisinia ini dipandang sebagai hijrah pertama dalam Islam. Peristiwa hijrah ke Abisinia ini sungguh tidak menyenangkan kaum Quraisy dan menimbulkan kekhawatiran yang sangat besar. Ada dua hal yang dikhawatirkan oleh kaum Quraisy, yaitu pertama, kaum muslimin akan dapat menjalin hubungan yang luas dengan masyarakat Arab kedua, kaum muslimin akan menjadi kuat dan kembali ke Mekah untuk menuntut balas. Oleh karena itu, mereka mengutus Amr bin Aș dan Abdullah bin Rabi’ah kepada Najasyi agar mau menyerahkan kaum muslimin yang berhijrah ke sana. Dengan mempersembahkan hadiah yang besar kepada Najasyi, kedua utusan itu berkata, “Paduka Raja, mereka yang datang ke negeri tuan ini adalah budak-budak kami yang tidak mempunyai malu. Mereka meninggalkan agama nenek moyang mereka dan tidak pula menganut agama Paduka; mereka membawa agama yang mereka ciptakan sendiri, yang tidak kami kenal dan tidak juga Paduka pahami. Kami diutus oleh pemimpin pemimpin mereka, orangorang tua mereka, pamanpaman mereka, dan keluargakeluarga mereka supaya Paduka sudi mengembalikan orang orang itu kepada pemimpinpemimpin kami. Mereka lebih mengetahui betapa orang orang itu mencemarkan dan mencerca agama mereka.” Najasyi kemudian memanggil kaum muslimin dan bertanya kepada mereka, “Agama apa ini sampai membuat tuantuan meninggalkan masyarakat tuan tuan sendiri?” Kaum muslimin yang diwakili oleh Ja’far bin Abi Ţalib menjawab, “Paduka Raja, masyarakat kami masyarakat yang bodoh, menyembah berhala, memakan bangkai, melakukan berbagai macam kejahatan, memutuskan hubungan dengan kerabat, tidak baik dengan tetangga; yang kuat menindas yang lemah. Demikianlah keadaan masyarakat kami hingga Allah Swt. mengutus seorang rasul dari kalangan kami sendiri yang kami kenal asal usulnya, jujur, dapat dipercaya, dan bersih. Ia mengajak kami hanya menyembah kepada Allah Swt. Yang Maha Esa, meninggalkan batu batu dan patungpatung yang selama ini kami dan nenek moyang kami sembah. Ia melarang kami berdusta, menganjurkan untuk berlaku jujur, menjalin hubungan kekerabatan, bersikap baik kepada tetangga, dan menghentikan pertumpahan darah. Ia melarang kami melakukan segala perbuatan jahat, menggunakan kata kata dusta dan keji, memakan harta anak yatim, dan mencemarkan nama baik perempuan yang tak bersalah. Ia meminta kami menyembah Allah Swt. dan tidak mempersekutukan Nya. Jadi, yang kami sembah hanya Allah Swt. Yang Tunggal, tidak mempersekutukan-Nya dengan apa dan siapa pun. Segala yang diharamkan kami jauhi dan yang dihalalkan kami lakukan. Karena itulah kami dimusuhi, dipaksa meninggalkan agama kami. Karena mereka memaksa kami, menganiaya dan menekan kami, kami pun keluar menuju negeri Paduka ini. Padukalah yang menjadi pilihan kami. Senang sekali kami berada di dekat Paduka, dengan harapan di sini tidak ada penganiayaan”. Mendengar pernyataan yang demikian fasih dan santun, akhirnya Raja Najasyi memberikan perlindungan kepada kaum muslimin hingga kemudian mereka hidup untuk beberapa lama di negeri yang jauh dari tanah Hijrah ke MadinahPeristiwa Ikrar Aqabah II ini diketahui oleh orang-orang Quraisy. Sejak itu tekanan, intimidasi, dan siksaan terhadap kaum muslimin makin meningkat. Kenyataaan ini mendorong Nabi segera memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Yașrib. Dalam waktu dua bulan saja hampir semua kaum muslimin, sekitar 150 orang telah berangkat ke Yașrib. Hanya Abu bakar dan Ali yang masih menjaga dan membela Nabi di Mekah. Akhirnya, Nabi pun hijrah setelah mendengar rencana Quraisy yang ingin membunuhnya. Nabi Muhammad saw. dengan ditemani oleh Abu Bakar berhijrah ke Ya¡rib. Sesampai di Quba, 5 km dari Yașrib, Nabi beristirahat dan tinggal di sana selama beberapa hari. Nabi menginap di rumah Umi Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini Nabi membangun sebuah masjid. Inilah masjid pertama yang dibangun pada masa Islam yang kemudian dikenal dengan Masjid Quba. Tak lama kemudian, Ali datang menyusul setelah menyelesaikan amanah yang diserahkan Nabi kepadanya pada saat berangkat hijrah. Ketika Nabi memasuki Yașrib, ia dielu elukan oleh penduduk kota itu dan menyambut kedatangannya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, nama Ya¡rib diganti dengan Madinatun Nabi kota Nabi atau sering pula disebut dengan Madinatun Munawwarah kota yang bercahaya. Dikatakan demikian karena memang dari sanalah sinar Islam memancar ke seluruh penjuru dunia. Daftar Pustaka Nelty Khairiyah dan Endi Suhendi Zen. 2017. Pendidikan Agama Islam. Pusat Kurikulum Kemendikbud
Materi meneladani perjuangan dakwah Rasulullah Saw di Mekkah adalah materi PAI bab 5 yang pembahasannya ada pada semester 1 kelas 10. Keteladanan Beliau perlu kita sama sama ambil sebagai seorang muslim. Materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di MekahA. Memahami Al-Qur’ān, Hadis, dan Ijtihād sebagai Sumber Hukum Islam1. Substansi Dakwah Rasulullah saw. di Mekah PAIa. Kerasulan Nabi Muhammad saw. dan Wahyu Pertamab. Ajaran-Ajaran Pokok Rasulullah saw. di Mekah1 Aqidah2 Akhlak Mulia2. Strategi Dakwah Rasululah saw. di Mekaha. Dakwah secara Rahasia/Diam-Diam al-Da’wah bi al-Sirrb. Dakwah secara Terang-terangan al-Da’wah bi al-JahrB. Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah Contoh-Contoh Penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah saw. dan Para PengikutnyaD. Perjanjian AqabahE. Peristiwa Hijrah Kaum Muslimin Materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Mekah Terdapat beberapa sub pembahasan yang ada dalam materi ini. Untuk lebih simple, kamu bisa cek daftar isi ini A. Memahami Al-Qur’ān, Hadis, dan Ijtihād sebagai Sumber Hukum Islam 1. Substansi Dakwah Rasulullah saw. di Mekah PAI a. Kerasulan Nabi Muhammad saw. dan Wahyu Pertama Menurut beberapa riwayat yang śaĥiĥ, Nabi Muhammad saw. pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadlan saat usianya 40 tahun. Saat itu wahyu diturunkan ketika Nabi Muhammad saw sedang berada di Gua Hira. Adapun wahyu yang pertama turun adalah al-Alāq/961-5 yang artinya “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan menulis, membaca. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” b. Ajaran-Ajaran Pokok Rasulullah saw. di Mekah 1 Aqidah Aqidah secara bahasa diambil dari kata al-aqdu yang artinya ikatan. Sedangkan menurut istilah, akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya. Ajaran keimanan merupakan ajaran utama yang diemban Rasulullah saw. untuk disebarkan kepada masyarakat Makkah. Banyak sekali ayat al-Qur’ān yang memerintahkan beliau agar menyampaikan keimanan sebagai pokok ajaran Islam yang sempurna. Allah Swt. berfiman yang artiya “Katakanlah Muhammad, “Dialah Allah Swt., Yang Maha Esa. Allah Swt. tempat meminta segala sesuatu. Allah Swt. tiak beranak dan tiak pula diperanakkan. Dan tiak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” al Ikhlaś/1121-4. Nabi Muhammad saw. terus menyampaikan ajaran keimanan, sehingga akhirnya banyak masyarakat Makkah yang beriman kepada Allah. Iman mereka pun bukan iman yang main-main. Iman mereka amatlah kuat. Dengan kekuatan imannya lah, mereka mampu menghadapi segala macam tantangan dan rintangan dari kaum kafir Quraisy. 2 Akhlak Mulia Di Makkah, Nabi juga mengajarkan ahlak mulia di tengah-tengah manusia. Beliau tampil di depan masyarakat sebagai sosok yang penuh dengan kemuliaan, bahkan sejak sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau sudah memiliki ahlak yang sangat mulia. Nabi Muhammad saw. dikenal sebagai sosok yang suka menolong dan meringankan beban orang lain. Ia juga membangun dan memelihara hubungan kekeluargaan serta persahabatan. Nabi Muhammad saw. tampil sebagai sosok yang sopan, lembut, menghormat setip orang, dan memuliakan tamu. Selain itu, beliau juga mengajak agar sikap dan perilaku tidak terpuji yang dilakukan masyarakat Arab sepert berjudi, meminum minuman keras khamr, berzina, membunuh, dan kebiasaan buruk lainnya untuk ditiggalkan. 2. Strategi Dakwah Rasululah saw. di Mekah Dalam mendakwahkan ajaran¬-ajaran Islam yang sangat fundamental dan universal, Rasulullah saw. tiak sertamerta melakukannya dengan tergesagesa. Ia mengerti benar bagaimana kondisi masyarakat Arab saat itu yang bergelimang dengan kemaksiatan dan praktik-praktik kemunkaran. Mengubah pola pikir dan kebiasaan¬kebiasaan atau adat-istiadat bangsa Arab khususnya kaum Quraisy bukanlah perkara mudah. Karenanya ada dua tahapan yang dilakukan Rasulullah saw. dalam menjalankan misi dakwah tersebut, yaitu a. Dakwah secara Rahasia/Diam-Diam al-Da’wah bi al-Sirr Rasulullah saw. memulai dakwahnya secara sembunyi-¬sembunyi al-Da’wah bi al-Sirr. Hal tersebut dilakukan mengingat kerasnya watak suku Quraisy dan keteguhan mereka berpegang pada keyakinan dan penyembahan berhala. Pada tahap ini, Rasulullah saw. memfokuskan dakwah Islam hanya kepada orangorang terdekat, yaitu keluarga dan para sahabatnya. b. Dakwah secara Terang-terangan al-Da’wah bi al-Jahr Dakwah secara terang¬-terangan terbuka dilakukan setelah perintah Allah Swt. turun melalui Surah asy-Syu’arā/26214-216 dan Surah al-Ĥijr/1594. Pada fase dakwah inilah, Nabi dan para sahabat mulai mendapatkan cobaan berat dari kaum Quraisy. Dakwah Nabi mendapatkan tantangan dan perlawanan dari Quraisy. Nabi dan para sahabatnya diejek, dicaci, dan disiksa. Tidak cukup sampai di situ, mereka juga membujuk Nabi dan menawarkan kekayaan, kehormatan, dan jabatan, namun Nabi Menolak bujukan tersebut. Setelah ejekan, siksaan, dan ancaman tidak dapat mencegah dakwah Nabi, orang-orang Quraisy pun memboikot Nabi dan para sahabatnya. B. Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah saw. Sebagaimana sudah disinggung di bagian sebelumnya, bahwa reaksi kafir Quraisy terhadap dakwah Nabi amatlah keras. Namun yang menjadi pertanyaan, apa yang menyebabkan mereka keras dan tidak suka terhadap dakwah Nabi? Setidaknya ada beberapa alasan, yaitu Kesombongan dan keangkuhan Fanatisme buta terhadap leluhur Eksistensi dan persaingan kekuasaan C. Contoh-Contoh Penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah saw. dan Para Pengikutnya Suatu hari, Uqbah bin Abi Mu’iţ melihat Rasulullah saw. berţawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Rasulullah saw. dengan sorbannya dan menyeret ke luar masjid. Beberapa orang datang menolong Rasulullah saw. karena takut kepada Bani Hasyim. Kaum Quraisy memutuskan segala bentuk hubungan perkawinan dan perdagangan dengan Bani Hasyim. Persetujuan pemboikotan ini dibuat dalam bentuk piagam, ditandatangani bersama dan digantungkan di Ka’bah. Peristia ini terjadi pada tahun ke-7 kenabian dan berlangsung selama tiga tahun. Pemboikotan ini mengakibatkan kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan bagi kaum muslimin. Untuk meringankan penderitaan kaum muslimin, mereka pindah ke suatu lembah di luar Kota Mekah. D. Perjanjian Aqabah Setelah orang-orang Quraisy tiak mau menerima dakwah Nabi, ia pun mengalihkan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab di luar Quraisy. Nabi mencoba mengajak orang-¬orang Țaif, namun ia ditolak, bahkan diejek, diusir, dan dilempari. Nabi tidak berputus asa. Beliau terus menyampaikan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab yang datang berziarah ke Mekah setip tahunnya. Dakwah Nabi mendapat sambutan dari orang¬orang Madinah dan Nabi pun mengadakan Perjanjian Aqabah. Perjanjian Aqabah adalah perjanjian Nabi dengan 12 orang penduduk Yastrib Madinah yang dilakukan di bukit Aqabah. Perjanjian inilah yang menjadi cikal bakal hijrahnya nabi ke Madinah. E. Peristiwa Hijrah Kaum Muslimin Untuk menghindari bahaya penyiksaan, Nabi Muhammad saw. memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah. Dalam sejarah islam, terdapa dua hijrah yang dilakukan oleh kaum muslimin, yaitu Hijrah ke Abisinia Habsyi Hijrah ke Madinah Perjuangan beliau sungguh sangat luar biasa. Keteladanan Rasulullah Saw selama berdakwah di Mekkah bisa kita teladani bersama sama semampu kita. Post Views 2,032